Slide # 1

Slide # 1

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 2

Slide # 2

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 3

Slide # 3

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 4

Slide # 4

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Slide # 5

Slide # 5

Far far away, behind the word mountains, far from the countries Vokalia and Consonantia, there live the blind texts Read More

Jumat, 19 September 2014

Opini

  • Opini

Sumpah Pemuda: Ajarkan Generasi Muda Bermimpi!

Sumpah Pemuda
28 Oktober 1928. Delapan puluh empat tahun lalu, sebuah mimpi telah ditegakkan. Generasi muda sebuah bangsa yang belum merdeka, telah mencetuskan takdirnya sendiri. Bersatu dalam tatanan baru, bernama Indonesia.
17 tahun sebelum proklamasi kemerdekaan dicetuskan, telah ada generasi muda yang ‘mendahului takdir’. Bisa dikatakan demikian. Dalam Kongres Kedua PPPI (Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesa) disampaikanlah tiga pesan utama; tiga mimpi yang harus diwujudkan. Putra dan putri Indonesia bertumpah darah satu, berbangsa satu, dan memiliki bahasa persatuan yang satu pula.
Setelah ratusan tahun terjajah oleh bangsa Eropa, berjuang sendiri-sendiri, terbentuklah kesepakatan yang melompati sejarah. Mereka tak lagi berjuang demi daerah semata. Tak hanya demi suku atau golongan tertentu. Tapi lebih dari itu. Bergabung dan menyatakan diri sebagai satu ‘Indonesia’.
Takkan berubah nasib sebuah kaum, sebelum mereka mengubah hati. Mengganti cara pandang, dan memulai takdirnya sendiri. Sumpah Pemuda yang dicetuskan sebelum negara ini merdeka, mengajarkan kepada kita bahwa bermimpi bukanlah sesuatu yang keliru.
Mimpi akan masa depan yang baik, mutlak harus dilakukan. Dirajut dan dipersiapkan. Lalu, biarkan Tuhan yang menyelesaikan mimpi-mimpi tersebut dengan cara rahasia yang tak tertebak.
Ya, masa depan yang lebih baik. Bukankah, seperti halnya mimpi kemerdekaan Indonesia pada momen Sumpah Pemuda, saat ini mimpi masa depan yang lebih baik tersebut, masih demikian absurd?
Bangsa kita, sering dianggap tengah menggali kubur sendiri. Di mana-mana diberitakan kebusukan para pejabat yang menggenggam kehidupan rakyat banyak. Perusahaan kapitalis menggurita, yang hanya mengejar keuntungan dan merendahkan karyawan mereka serendah-rendahnya. Orang-orang yang semakin individualis dan hanya mengejar kehidupan dunia semata. Tapi, bukan tak mungkin berubah. Dan perubahan itu, ada di tangan generasi muda.
Mereka yang belum tergilas roda sejarah. Mereka yang masih hijau dan tak tahu marabahaya yang mengancam. Mereka yang perhitungannya tak serumit golongan tua. Mereka yang, andai mau memandang dengan jernih, masih bisa berkata ‘benar’ untuk kebenaran dan ‘salah’ untuk kesalahan. Ya, bermimpilah.
Bermimpi menjadi seorang pengusaha yang mampu membahagiakan karyawan. Bermimpi menjadi seorang abdi negarayang teguh berpendirian dan tak tergoyahkan oleh apa pun. Bermimpi menjadi pejabat yang tegas dalam mengambil kebijakan. Bermimpi akan ada tatanan yang lebih baik daripada semua yang kita lihat selama ini.
Karena andai ada sekian orang yang bermimpi sama, merajutnya dari hal-hal kecil, membangunnya setahap demi setahap, pasti akan ada keajaiban yang berbicara. Keajaiban yang akan mengubah takdir bangsa dan negara ini, menjadi pemenang di tanahnya sendiri.
http://sidomi.com/138979/sumpah-pemuda-ajarkan-generasi-muda-bermimpi/

0 komentar:

Posting Komentar